18 maret 2014
Jumat lalu (14/03/14) saya mengunjungi kawan-kawan yang sedang kuliah di
Malang. Pengennya sih kesana bener-bener jadi wisatawan, apa daya uang nggak banyak.
Diajak lah saya menikmati Malang dari sisi kerakyatan (maksudnya merasakan
warung-warung yang pro-rakyat, sejenis warung/warkop murah tapi berkelas) bukan
wisata themepark apalagi petik apel,
saya mana ada duit buat begituan.
Nongkrong murah tapi berkelas? carilah warung-warung yang
memiliki nilai sejarah. Warung yang menjadi saksi sejarah akan dengan mudah
membawamu untuk mempelajari sejarah kota tersebut *sok beranalisa*. Ketika
bertanya-tanya kepada teman saya tentang tempat-tempat yang kalau
mengunjunginya saya benar-benar merasakan Malang, dibawalah saya ke tempat-tempat ini.....
Ronde generasi kedua
since 1948 |
Warung yang terletak di jalan Zainal Arifin (daerah kota) akan mudah kalian temukan
karena ada banner bertuliskan “Ronde Titoni” di depannya, hehe. Ketika membaca
bannernya saya sedikit berpikir kalau nanti hanya memesan kopi, bukan takut
mahal, tapi kala itu saya sedang menderita sariawan yang super gede di deket
bibir. Bisa dibayangkan sendiri kalau sariawan ketemu jahe, panasnya tambah
nggak karuan.
Then, saat memasuki warung saya berubah pikiran. Saya kira
seperti warung ronde-ronde lainnya yang hanya menyediakan Ronde sebagai
hidangannya. Warung ini menawarkan banyak sekali pilihan (banyak: lebih dari
satu).
dipilih-dipilih |
Seperti nama warungnya “Ronde Titoni”, yang menjadi menu
andalannya adalah Ronde. Entah ronde yang memiliki rasa seperti apa, intinya
saya tidak pesan. You know lah, bibir saya agak sensitif kala itu. Salah satu pilihan
hidangannya selain ronde ialah Angsle. Saya langsung memilihnya. Menikmati angsle ditemani roti goreng yang
gede, enak juga apalagi diwarnai udara Malang yang kian malam kian dingin.
Namun rasa angsle-nya bertahan pada level enak tanpa banget.
semangkuk angsle |
Titoni, sebuah nama orang. Bapaknya bapak yang sekarang
sedang mengelola ronde ini. jadi bisa dibilang, bapak yang sekarang merupakan
generasi ke II dari keluarga Titoni. Ronde titoni yang berdiri pada tahun 1948
pertama kali berada di Pasar Besar. Kemudian pindah ke tempat yang sekarang
ini.
Merasakan ‘kentu’
PERHATIAN : Dilarang Baca untuk UMUR DI BAWAH 21 tahun
Hawa dingin paling enak ya ‘kentu’. Eh? Jangan salah
mengartikan. Saya awalnya juga salah kaprah,lho.
Oiya, apa sih kentu? Kentu itu bikin anget apalagi ketika
menikmatinya saat hawa dingin. Wuih tambah penasaran ya... Kentu ialah sebuah
singkatan dari nama warung pro-rakyat (murah tapi berkelas). Kentu alias Ketan
Batu sudah menjadi legenda sejak puluhan tahun silam, nama aslinya bukan
‘kentu’ tapi Pos Ketan Legenda.
suasana 'kentu' |
Kalian nggak tau ketan? Wehweh masak iya nggak tau jenis
makanan khas jawa yang enak ini. kasian amat, hehe (mentang-mentang dikit)
Kentu? Ketan Batu ? *mikir* Bukan berarti ketan yang berisi
batu atau tekstur ketan yang keras. Loh
terus apa dong? Batu merupakan nama kota yang tidak jauh dari Malang. Dan
warung ketan ini berada di Batu (tepatnya dekat alun-alun kota). Sesedarhana
itu.
Pos Ketan Legenda menawarkan aneka pilihan variasi ketan.
Dari ketan yang diberi keju, susu, meses sampai ada juga yang dikasih duren.
tanya soal harga, jangan khawatir! Nggak bakal merogoh koceh lebih dari 20ribu
rupiah dengan catatan kalian makan ketan + minumnya cukup satu porsi aja. Ya
namanya makanan & minuman semakin banyak kalian pesan ya semakin banyak
pula membayarnya #logic
jadi ngiler liatnya :9 |
Selamat menikmati kentu di ketinggian 800 mdpl.
(Ini pengalaman pertama saya untuk merasakan ‘kentu’ jadi jantung
saya agak berdebar,hehe.)
11 maret 2014
Lanjut jalan kesana-kemari,saya tidak ingat
banyak tentang KBS.
Meski jarang nonton tv, saya tetap update tentang berita, tentang apapun itu. Ehm, perlu digaris
bawahi kalau sedang ada koneksi internet dan juga koran pinjaman, barulah saya update, hehe. Salah satu berita yang
menarik selain tentang Wawan yang membagi hartanya ialah nasib Kebun Binatang
Surabaya (KBS).
Beberapa kali menjadi berita halaman utama, menjadi sorotan
publik baik dalam dan luar negeri, dan juga tentang statusnya keberadaannya.
Saya tidak mengerti pasti bagaimana hewan-hewan itu meninggal, saya tidak mau
komentar-menghujat apalagi tebak-sangka ada ‘seseorang’ dibalik itu semua. Saya
tidak tahu banyak tentang kebun binatang ini. Mungkin hanya sekali kesana, itu
saja waktu saya kecil (sekitar umur 3 atau 4 tahun). KBS merupakan salah satu
kepingan masa kecil saya. Lari kesana-kemari bersama mas, mengenal hewan secara
nyata bukan lewat kartu gambar perangkat belajar mengajar, dsb (saya tidak
ingat banyak). Saya ingat beberapa tempat saat melihat potret-potret masa lalu,
meski tidak ingat detail tentang KBS.
(*****)
Sebagai warga negara yang baik dan mendukung #saveKBS saya tidak loncat pagar,lho! hehe. Butuh 15 ribu rupiah untuk membeli tiket masuknya (warna kuning).
Pertama masuk, saya disambut dua buah meriam. Saya pernah
berfoto disana bersama mas saya. Hihi, flashback.
meriam |
that is giraffe !! |
Orang Utan |
Aquarium (resident evil) |
Oh iya! Spot yang bikin kecewa itu, aquarium. Seperti masuk di dunia resident evil, saya sempat berfikir
harus siap senjata untuk mengusir zombie yang tiba-tiba keluar, ini tempatnya memang begini atau setting tempatnya memang distandarisasikan dengan resident evil. Gambarnya memang nggak terlalu buruk ya? tapi kondisinya nyatanya miris,
deh!.
So far, KBS
tempatnya nyaman bikin krasan. Ada tangga
buat naik ke atas dan ke atas sejenis apa ya, bukan tower tapi tempatnya tinggi,
saya tidak tahu namanya, hehe. ‘KBS luas bangeeet!’ Lega rasanya waktu liat
dari atas perpaduan antara hijaunya tumbuhan, kicauan burung, auman singa, yang
dilatar belakangi gedung-gedung kota.
Tuh! KBS tampak atas. ini cowok, namanya Agil. rekan perjalanan. (dia agak pemalu untuk di potret wajahnya) |
Satu hal yang saya rasa ketika selsai berkunjung, amat
disayangkan jika kebun binatang ini ditutup. Apalagi hanya karena urusan
bisnis. Tidak habis pikir. #saveKBS
Dung dung, minggu 9 Maret 2014
Minggu sore, waktu yang tepat untuk berleha-leha...tidur-tiduran sambil nonton televisi (mumpung di rumah). sedang santai to the max malah terdengar teriakan suara ‘ES DUNG DUNG...!!!’ (sengaja pake tanda seru, teriakannya lumayan keras). Es dung-dung (cara baca orang jawa: es tung-tung) sontak saya kaget, langsung beranjak dari posisi tidur.
(*******)
Eh? Beneran ada es dung-dung, saya mencoba keluar rumah untuk memastikan... ‘dung....dung...dung...’ terdengar dengan khasnya, suara dari salah satu bagian gamelan (alat musik jawa). Perkiraan hanya gurauan dari adek, ternyata suaranya memang nyata.
pak dung-dung |
Beberapa menit kemudian, sampailah pak dung-dung di depan rumah. Sambil naningi es dung-dung,kita ngobrol-ngobrol. Dia curhat tentang rumahnya terkena abu vulkanik dari gunung kelud beberapa waktu lalu. Saya curhat tentang? Bukan, saya tidak curhat. Suer!
Saya melontarkan pujian ‘esnya enak’ kemudian dia membalas ‘gula asli lho mas’. Rasanya manis, apalagi yang berperan sebagai cupnya itu roti. Slruuup...nggak kalah lah sama es krim monasnya A&W, hehe. Selamat menikmati hari minggu. (posting telat^^v)
sebuah peringatan, mungkin hanya tulisan tapi jika diabaikan maka hancurlah (foto diambil dengan kamera pinjaman, di siang hari yang panas, Probolinggo) 9-03-2014
Hello world. How are you? long time no see. hehe. lumayan juga kalau pembuka posting kali ini use english. Kali aja ada yang nggak paham Bahasa jadi tertarik buat terus baca sampai dengan titik terakhir. Saya ingin bertanya kabar pada kalian manusia-manusia nyata yang berperan sebagai hantu-hantu di dunia maya, yang seenaknya bergentayangan kesana-kemari. Saya harap kalian baik-baik saja, dimanapun berada.
At this time I wanna share about my exp with youtube. Mungkin bakal biasa aja buat kalian yang hidupnya bergelimangan koneksi internet, tidak seperti saya. Seminggu sekali saya luangkan waktu untuk berselancar (re: surfing), itu saja untung-untungan kalau saya sedang merasa butuh-butuhnya dengan internet.
Here we go, hari minggu kemarin saya sempatkan lagi nyasar ke youtube. Niatnya buat liat-liat short film, eh malah ada yang membuat saya jatuh hati. Seperti biasa ketika buffering youtube (You know lah, pasti lama, kecepatan normal internet Indonesia masih terhitung lama) saya membuka hal-hal lain di tab baru, entah stay at timeline twitter atau sekadar browsing apa saja. Saat itu, tiba-tiba ada suara snare drum di headset yang saya kenakan. Saya hafal banget, biasanya bunyi yang terdengar pertama iklannya tokobagus, sekarang kok beda? Telusur menelusur saya arahkan mouse pindah ke tab youtube. Wah judulnya 'FIFA' anggapan saya 'ini pasti keren'. Apapun yang berhubungan dengan fifa world cup selalu terlihat keren entah itu kita penggila bola atau bukan, atmosfir acara 4 tahunan ini sungguh sangat terasa pada dunia orang awam sekalipun. Secara semua brand berlomba menjadi ambasador event dunia ini. Contohnya coca-cola yang mencoba merambah ranah konsumennya melalui video iklan youtube tersebut. Ehm, memag saya harus akui coca-cola sangat kompeten melancarkan 'serangan' melalui jingle-jingle yang menyuarakan semangat hidup. Entah bagaimana prosesi coca-cola menemukan seseorang sosok seperti Millane Fernandez. klik sana dan klik sini saya menuju website resmi coca-cola untuk mengunduh mp3-nya secara gratisss (gratis emang berasa seru ya?) dan saya sempat membaca profil singkat seorang Millane. Ternyata dia memenangkan jingle competition, ah kenapa saya tidak tahu ya sebelum itu? kalau tahu memangnya kenapa? mungkin kalau tahu ya saya diam saja, haha. baca aja disana yaa, saya malas juga mau re-write disini. Yang membuat saya jatuh hati ialah komposisi musiknya dan juga koreografi tariannya selagi di bundaran HI. Kali ini coca-cola berhasil membuat saya sadar bahwa produk itu masih ada dan harus saya ambil dari rak-rak supermarket (diambil semua? nggak se-ekstrim itu kali) . Jingle, metode yang pas untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian, apalagi coca-cola memberi mp3-nya secara cuma-cuma. Secara nggak sadar yang sudah jatuh hati, seperti saya ini akan mendengarkan secara berkala saat itu juga saya berpikir 'minuman soda berwarna merah' secara berkala. dalam penulisan ini saja saya ditemani sekaleng coca-cola. Hebat kan cara kerja jingle?! atau jangan-jangan setelah selesai membaca sampai sini, kalian merindukan Cola melewati tenggorakan?sluurrrp... Minum atau tidak, beli atau dikasih, itu bukan masalah. yang penting saya mau ngucapin,selamat menikmati atmosfir Fifa World Cup. by the way, siapa jagoanmu? kalau saya tetap Indonesia, nomor satu.hehe (nggak masalah kan meski nggak realistis?!)
link :
link :