Saya bertemu denganya sekitaran minggu lalu di IFI Surabaya.
Di hari yang berbahagia dikarenakan libur nasional pilkada itu, saya menghadiri
agenda bincang buku foto tentang perahu layar nusantara.
Buku foto tersebut digarap oleh seorang perancis di tahun
1970-an, saat dirinya berada di Indonesia ditugaskan perusahaan minyak tempat
kerjanya.
Orangnya bercelana pendek, dan terkesan sederhana. Meskipun
pengantar bahasanya terlihat seperti mempersulit komunikasi sore itu, ia tetap
berusaha menjawab pertanyaan dengan apik.
Slideshow foto
perahu serta lagu-lagu pengantarnya dikemas dengan rasa. Video teaser buatannya tentang buku fotonya
seperti membawa saya terlempar pada masa yang asing. Masa-masa saat saya belum
lahir, bahkan mungkin pada masa itu orang tua saya masih menikmati celana cut-bray miliknya. Entahlah, video
tersebut bisa diakses di mana.
Namanya, Paul Piolet. Pengguna kamera pentax, yang detailnya
saya tidak tahu. Saat saya memutuskan menukar satu lembar uang rupiah dengan
satu buku foto, Sir Paul dengan baik hati memberi saya satu lagi. Seharusnya
memang saya hanya mendapat satu buku foto, ia dengan ramah berkata “alamat saya
di Perancis ada di buku itu, sempatkan main kalau sedang di Perancis”.
Dan sore itu pun dengan seenaknya saya
berkata padanya “Someday we will meet in France”.