Saya, pemuda remek meproklamasikan....

Untuk menghadapi dekadensi moral pada abad milenium ini, jauhkan anak-anak dari pengaruh kapitalis. Ajak sejauh-jauhnya mereka hidup dengan latar belakang alam nan hijau, pasir putih pantai yang dijilati air laut yang bening, suara burung berkicau setiap pagi, seperti itu mereka akan tahu makna sederhana.

Maka dengan itu, individualis bentukan kapitalis akan menipis.

Tidak munafik, saya korban kapitalis, saya indvidualis, karena tuntutan kehidupan kota yang semakin hari semakin keras. Tidak seutuhnya saya indvidualis. 

(dengan kamera handphone foto diambil di Taman Remaja Surabaya saat WWIM-4 Oktober 2015)

Mumpung masih di Surabaya, hari minggu kemarin saya menghadiri agenda instagram chapter Surabaya. agenda tersebut adalah World Wide Insta Meet (WWIM), dimana instagramers bertemu di suatu tempat. Taman Remaja Surabaya menjadi tempat pertemuan WWIM Surabaya.

Ini kali pertama saya mengikuti insta meet, jadi saya berharap saat pulang dari acara tersebut akan banyak nilai yang saya dapatkan.

Pagi itu, saya datang terlambat karena masih harus mengambil kamera pinjaman dulu. Dari jawdal yang telah dibagikan, jam 7 acaranya telah dimulai. Saya berdecak kagum melihat ratusan orang yang sudah ada di dalam area Taman Remaja Surabaya. Dengan rundown yang jelas, saya merasa bersalah karena terlambat.  Nyatanya ketika saya datang, semua biasa-biasa saja. Rundown ya sekadar formalitas, menurut saya.

Ketidak-jelasan acara tersebut saya pikirkan sambil lalu sembari jalan-jalan sekitaran arena permainan yang ada. Saya mencoba mengeluarkan kamera pinjaman, eh ternyata kamera tersebut error. Kamera handphone sangat membantu saya pada saat itu. Saya mencoba mengabadikan apa yang ada dalam pikiran saya melalui peristiwa yang tersaji disana. Anak-anak kecil berlarian, bedak-bedak tebal pada wajahnya, baju-baju lucu, suara sumbang dari perlombaan nyanyi antar TK, wahana beroperasi menghadirkan tawa, dan hal lain sebagainya terkait masa kecil.

Wacananya, Taman Remaja Surabaya ini hendak ditutup oleh pengelolanya. Melihat kondisinya yang agak menyedihkan memang pantas untuk ditutup. Namun ada baiknya diadakan perbaikan disana-sini, karena saya berpikir tempat tersebut bagi banyak orang menyimpan kenangan.

Soal WWIM, berjalan membosankan tidak tentu arahnya. Atau memang insta meet itu seperti ini ya, saya juga tidak tahu pasti.

foto-foto WWIM Surabaya (sumber dari instagram 'instameetsurabaya') :